Sabtu, 26 Februari 2011
CBR 600 RR 2009: Combined ABS for Race???
30 Januari 2009 in Gebetan Baru
Ini dia motor yang paling doyan mendominasi podium WSS tahun lalu. Meskipun versi standardnya bertenaga paling lemah jika dibandingkan produk senegaranya, yakni Yamaha, Suzuki dan Kawasaki, CBR 600 RR tetap paling rajin dalam urusan dulu-duluan finish.
Untuk menghadapi kompetisi WSS 2009, Honda tidak banyak melakukan perubahan. Apakah ini tanda-tanda kelengahan mereka? Atau memang ini penuh perhitungan. Untuk apa motor banyak diotak-atik, kalau tahun lalu sudah hampir sempurna mendominasi balapan. Terlebih lagi mengingat krisis ekonomi yang melanda. Pabrikan pastinya tidak akan melakukan tindakan yang dianggap masih belum perlu.
Disaat R6 paling digdaya dalam soal tenaga dan ZX-6R nyaris menyamainya, CBR 600 RR santai-santai saja dengan tenaga puncaknya yang tidak berubah, tetap bermain di 120 PS @ 13500 rpm. Honda hanya memperbaiki torsinya menjadi 66Nm @ 11250 rpm. Artinya, hanya naik 3,5% @ 10000 rpm dibandingkan torsi tahun sebelumnya. Kenaikan torsi ini didapat dengan penggunaan piston baru yang lebih minim pergesekan dengan dinding silinder. Selain itu, pembenahan di sektor klep yang lebih tahan banting dan knalpot baru turut memberikan andil di sektor ini. Penggunaan kaliper rem baru pun membuat perubahan ini sedikit lebih terasa, karena bobotnya lebih ringan dari kaliper CBR tahun lalu.
Honda menganggap, konstruksi CBR yang sudah kompak dan bobotnya yang paling ringan, yakni 184 Kg, sudah cukup untuk kembali mendominasi WSS. Meskipun tenaga puncaknya tidak spektakuler, kestabilan dan bobot ringan membuat CBR 600 RR mudah menaklukkan tikungan dan menjadi yang paling duluan berakselerasi keluar tikungan. Dengan kelebihan inilah Honda mendominasi WSS. Keunggulan di tikungan ini yang sepertinya ingin ditingkatkan Honda, buktinya ya dengan peningkatan torsi tadi.
Tidak hanya itu, CBR 600 RR kini ditawarkan 2 versi, standard dan yang dilengkapi dengan combined ABS. Combined ABS adalah hasil kombinasi fungsi pengereman integral dengan ABS. Apa itu integral? Integral artinya di tegral Bro… Contohnya: Inyong live integral. Ngerti ora Bro?? Oke, serius sekarang… integral itu artinya ya ada kesatuan atau kesinambungan kerja antara rem depan dan belakang. Kalau rem depan dipencet, rem belakang pun ikutan aktif, dan juga sebaliknya, saat hanya rem belakang yang digunakan, rem depan dengan otomatis ikutan beraksi.
Honda memberikan jaminan untuk combined ABS supaya bikers yang menyangsikan performa ABS tidak mengurungkan niat mereka menggebet CBR 600 RR (tentunya yang pakai ABS). Honda menjelaskan, bahwa jika peranti elektronik mengalami masalah atau rusak, maka rem akan berfungsi normal seperti rem biasa. Jadi, tidak perlu takut remnya kerasukan setan alias ngerem sendiri atau malah ngeblong abis… (kalo rem blong pas di depannya ada jurang, wah berabe urusannya, kalo di depannya ada Bentley, ya siap-siap miskin mendadak deh…).
Combined ABS Honda untuk balap???
Kita sudah pada tahu lah kalau ABS tujuannya mencegah ban mengunci saat dilakukan pengereman, yang pada akhirnya membuat motor-motor yang dilengkapi ABS lebih aman dikendarai, terutama disaat kondisi trek basah ataupun berpasir. Namun, apakah ABS Honda kali ini bisa buat balapan?? Banyak kok yang memandang kritis peranti satu ini. Kenapa?? Ayo kita lihat sama-sama…
1. ABS itu tujuan awalnya sebagai alat yang membantu mengurangi risiko kecelakaan saat bikers panik! Namanya mengerem moge dalam keadaan panik, pastinya kaya di film action lah…Wong saya aja ngerem pake Honda Tiger dalam keadaan kaget ampe mental duduk ke tanki kok… Untungnya tidak sampai jatuh, wah di atas 1## Km/jam bisa berantakan saya…..Oke, jujur deh, itu bukan ngerem, tapi mesin pistonnya sempat macet sekitar 2 detik, dan ban belakang sempat ikutan mengunci hehe..(ga lagi-lagi deh ngebut di jalan umum….). Intinya, dengan ABS, pengereman jadi lebih lembut. Saat tuas ditekan, rasanya sih seperti rem biasa. Bedanya dengan rem standard, saat kita lebih keras lagi menekan tuas rem, maka jika tingkat kepakeman sudah pada batasnya, rem tidak akan lebih menggigit lagi. Nah, saat di test di Qatar dalam keadaan trek kering, ternyata rem ABS butuh jarak sedikit lebih jauh untuk menghentikan motor dibandingkan saat ABS dinonaktifkan.
2. ABS yang merupakan hasil kerjasama Honda dengan Nissin menambah bobot motor hingga 10 Kg. Penyumbang bobot yang paling signifikan adalah aki yang lebih besar dari yang biasa digunakan. Wajar, kan ABS ini beroperasi menggunakan tenaga listrik. Sayangnya, pengendara tidak bisa mengaktifkan atau menonaktifkan ABS dari cockpit, tetapi harus melepas ring sensor di roda. Masalah bobot inilah yang paling bikin bikers pencinta balap ogah menebus peranti ini. Masa sudah beli peranti dari serat karbon untuk bagian ini-itu supaya motor ringan, tetapi ujung-ujungnya berat motor harus naik lagi gara-gara menginstalasi ABS??!!!
3. Tidak cocok buat free style! Tau dong andalan free styler untuk meraih tepuk tangan penonton adalah stoppie. Pembalap kadang-kadang mau gaya-gayaan juga doong.. Nah, dengan ABS ini, ban belakang tidak akan terangkat. Hanya bisa terangkat saat motor sudah berjalan sangat pelan, dan ketika berhenti paling maksimal hanya sekitar 15 cm. Kok bisa terangkat? Alasannya, jumlah putaran roda yang diukur oleh sensor sudah terlalu sedikit untuk mengukur kecepatan motor. Makanya ketika nyaris berhenti, ban belakang bisa terangkat karena memang sinyal yang dikirim ke chip komputer pengatur ABS kurang. Akibatnya ya ABS tidak berfungsi.
Lalu, apa gunanya ABS di balapan? Kalau dilihat sepintas kok banyak faktor negatifnya ya jika digunakan untuk balapan… Dengan segala kelemahan tersebut di atas, banyak pembalap yang skeptis pada peranti ini. Namun, pada kenyataannya dalam balapan itu bukan masalah menghentikan laju motor hingga diam kan… Balap itu sebenarnya menuntut pembalap bisa mengerem bahkan hingga di dalam tikungan! Memang berbahaya, tetapi dengan cara ini pembalap dapat mempersingkat waktu tempuh di tikungan dan lebih mudah melakukan aksi salip menyalip di tikungan ataupun untuk mengoreksi kecepatan dan arah motor.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah: Gengsi! Gengsi dong jadi pembalap mesti dibantu alat elektronik ini-itu. Pembalap juga butuh pengakuan! ABS sebenarnya tidak diperlukan, jika pembalap memiliki insting yang sangat baik saat mengerem sebelum dan di dalam tikungan. Memang saat ini banyak yang skeptis, tetapi kita lihat saja nanti kalau ada pembalap yang rajin mendominasi balap ternyata menggunakan peranti ini. Ujung-ujungnya paling yang lain pada ikutan……