Oli sebagai pelumas mesin tentu mempunyai masa pakai yang terbatas. Ini disebabkan selama bekerja, oli tentu mengalami kondisi-kondisi seperti temperatur yang tinggi dan terkontaminasi dengan zat asing seperti aditif, kotoran (sludge), atau bahan lain. Satria F150 merupakan salah satu mesin dengan temperatur tinggi.
Temperatur tinggi paling banyak membuat oli mengalami oksidasi semakin besar. Pada setiap kenaikan suhu 10� C, oksidasi akan meningkat dua kali lipat.
Pada saat oli mengalami oksidasi, oksigen akan bereaksi dengan molekul-molekul pelumas dan menghasilkan asam dan lumpur oksidasi. Seperti yang telah kita ketahui, zat yang bersifat asam akan memicu terjadinya korosi. Sedangkan lumpur oksidasi menyebabkan viskositas oli jadi meningkat, tetapi viskositas indeksnya menurun. Pada tingkat yang cukup serius akan membuat oli jadi lebih kental dan pada kondisi dingin (awal) oli bisa sampai membentuk gel. Hal ini tentu akan menyulitkan ketika mulai menghidupkan mesin di pagi hari. Daya hantar panasnya juga mulai berkurang karena larutan pelumas sudah tak satu senyawa dengan ukuran partikel yang tidak sama lagi. Oleh sebab itu, oli perlu segera diganti.
Waktu Ganti Oli
Menurut beberapa mekanik bengkel, saat ganti oli yang tepat pada umumnya adalah 5.000 km untuk oli mineral, sedangkan untuk oli sintetik mempunyai masa pakai yang lebih panjang hingga tiga kali lipat. Ada satu hal yang perlu diketahui, bahwa untuk mengetahui saat yang lebih tepat mengganti oli adalah berdasarkan work hour (jam kerja) mesin, bukan jarak tempuh (mileage) mobil. Di kondisi jalan yang berat atau macet seperti lalu lintas Jakarta, mesin terus bekerja meskipun mobil tidak bergerak sehingga oli pun terus bekerja melakukan tugasnya. Jadi, bila kondisinya demikian saran dari mekanik bengkel di atas harus lebih diperhatikan.
Kental = Suara Mulus?
Ada pendapat yang mengatakan, bahwa semakin tinggi viskositas oli dapat membuat suara mesin semakin halus. Hal ini berdasarkan pemikiran, bahwa semakin kental larutan akan lebih solid dalam meredam getaran atau suara mesin. Namun dengan teknologi pelumas yang semakin maju, pemikiran seperti itu sudah mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan sudah adanya penambahan aditif langsung pada oli. Di antaranya adalah lapisan film yang dapat lebih melindungi permukaan logam mesin walaupun oli terbuat dari base oil yang relatif lebih encer.
Tren yang ada saat ini adalah oli yang mendukung efisiensi bahan bakar, penggunaan atau masa pakai yang lebih lama, sehingga menuntut produsen untuk menghasilkan oli dengan viskositas rendah. Misalnya saja dengan SAE 10W-30 atau SAE 15W-40 tetapi dengan lapisan film yang semakin tahan terhadap gesekan dan beban akibat kerja mesin.